Harga minyak mentah berjangka terus memuncak hingga lebih dari 5 persen sepanjang hari Senin, setelah beredar kabar bahwa negara-negara OPEC ditengarai tengah merancang strategi untuk menstabilkan harga pada 50 Dolar per barel. Aksi short-covering masih terus berlanjut, hingga dua harga acuan minyak diperdagangkan di kisaran tertinggi tahun ini.
Di NYMEX, harga WTI, untuk pengiriman April mengambang diantara $36.09 and $38.09 per barel, dan kini berada pada $37.98 saat berita diangkat. Sementara di Intercontinental Exchange (ICE), minyak Brent untuk pengiriman Mei diperdagangkan antara $38.88 dan $41.04, dan kini tertahan di 40.77.
Dalam wawancara eksklusif Reuters dengan Gary Ross, salah satu analis terdepan bidang perminyakan yang juga pimpinan lembaga konsultan langganan negara-negara anggota OPEC, PIRA New York, disebutkan bahwa harga minyak bisa jadi telah menyentuh "bottom"-nya dibawah $30 per barel bulan lalu. Lebih lanjut, ia mengklaim, harga minyak mestinya pulih ke $50 per barel pada akhir tahun 2016, didorong oleh pemangkasan suplai oleh produsen-produsen di kartel terbesar OPEC.
"Mereka menginginkan minyak $50, (level) ini akan menjadi jangkar baru bagi harga minyak dunia... Meskipun itu mungkin bukan target harga resmi, (tetapi) Anda akan mendengar mereka mengatakannya. Mereka berupaya memberikan sebuah titik berlabuh bagi pasar." ungkap Ross.
Dalam catatannya untuk para klien, Ross merujuk pada kesepakatan terbaru diantara anggota terkemuka OPEC dengan Rusia untuk membekukan produksi pada level bulan Januari sebagai satu faktor yang melejitkan sentimen pasar setelah melewati periode brutal dimana sell dianggap sebagai langkah terbaik. Menurutnya, kesepakatan tersebut takkan berarti banyak dalam menanggulangi oversupply yang terjadi, utamanya karena ekspor Iran masih terus meningkat. Namun demikian, kerjasama "intervensi verbal" adalah permulaan positif yang bisa "menghantarkan pada pemangkasan produksi" setelah Arab Saudi dan Rusia berupaya sedikit berkomunikasi.
Terlepas dari komentar Ross, para investor bidang energi masih berusaha mencari tanda-tanda akan terurainya limpahan pasokan yang saat ini berada pada rekor tertinggi, sebelum yakin bahwa harga minyak akan reli lebih jauh. Dalam beberapa pekan terakhir, produksi minyak mentah AS berikut jumlah sumur pengeboran minyak telah menurun secara konsisten, tetapi produksi Arab Saudi dan Rusia masih berada pada level tinggi diatas 10 juta barel per hari. Ke depan, pasar akan berfokus pada rilis data API dan EIA tentang kondisi persediaan minyak AS, serta pertemuan OPEC-Non OPEC yang kabarnya akan digelar akhir bulan ini.