Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 1 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 1 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 1 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Saudi Dan UEA Capai Kesepakatan, Harga Minyak Melemah

Penulis

Harga minyak melemah di awal pekan setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab setuju untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 2 juta bph dari Agustus hingga Desember 2021.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Para Menteri negara anggota OPEC+ pada pertemuan hari Minggu (19/Juli) kemarin setuju untuk meningkatkan produksi minyak setelah ketegangan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mencair. Kabar ini menjadi sentimen negatif bagi harga minyak dunia, tercermin dari pergerakan Brent yang kini diperdagangkan pada kisaran $72.92 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) saat ini melemah di kisaran $70.97 per barel.

Harga minyak melemah

Pada pertemuan OPEC+, Arab Saudi dan anggota lain akhirnya melunak terhadap tuntutan UEA yang mendesak alokasi produksi baru terhitung mulai Mei 2022 mendatang. Sebelumnya, Uni Emirat Arab menganggap jika negaranya yang telah banyak berinvestasi di sektor minyak sangat dirugikan dengan kebijakan produksi selama ini.

Hasil dari pertemuan tingkat Menteri OPEC+ kemarin menyetujui peningkatan produksi sebanyak 2 juta barel per hari (bph) dari Agustus hingga Desember 2021. Selain itu, OPEC+ juga menyepakati perpanjangan program kebijakan produksi hingga akhir 2022, lebih lama dari jadwal sebelumnya yang direncanakan berlaku sampai April 2022 saja. Hal ini dilakukan untuk memberikan lebih banyak ruang bagi OPEC+ dalam melakukan manuver jika pemulihan ekonomi global terhenti akibat virus Corona varian terbaru.

"Kami senang dengan kesepakatan itu," ujar Suhail bin Mohammed al-Mazroui, Menteri Energi UEA dalam konferensi Pers kemarin. Di sisi lain, Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman menolak merinci bagaimana kesepakatan dengan UEA dapat tercapai.

Namun saat disinggung mengenai pasokan Iran, Menteri Energi Saudi mengatakan bahwa OPEC+ akan menyesuaikan kebijakannya kembali jika sewaktu-waktu Iran berhasil mencapai kesepakatan nuklir dengan AS dan sekutunya. Sebagai salah satu produsen minyak utama, Iran diperkirakan akan menambah 1.5 juta barel per hari ke pasar global jika sanksi yang dijatuhkan AS dicabut.

Download Seputarforex App

296063
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.