Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar minggu lalu (12 Januari 2018), dan dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Rupiah kembali menguat 0.45% minggu lalu dan ditutup pada level 13351 per US Dollar, level terendah sejak bulan September tahun lalu. Apresiasi Rupiah tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya USD terhadap semua mata uang utama dunia sejak adanya rumor penghentian pembelian obligasi AS oleh China.
Meski isu tersebut dibantah oleh pihak China dan greenback berusaha untuk recover, tetapi data PPI bulan Desember dan Jobless Claims yang mengecewakan menyebabkan greenback kembali melemah. Data Core CPI dan Retail Sales bulan Desember yang di atas perkiraan tidak membantu penguatan greenback menyusul spekulasi akan adanya pengurangan stimulus ECB dan membaiknya kondisi politik di Jerman.
Penguatan Rupiah juga didukung oleh meningkatnya dana investor asing di pasar bursa dan pasar obligasi pada awal tahun ini, dan oleh data fundamental dari dalam negeri terutama cadangan devisa bulan Desember 2017 yang naik ke USD 130.2 milyard, lebih tinggi dari perkiraan USD 125.7 milyard dan yang tertinggi dalam 17 tahun terakhir.
Minggu ini akan ada pengumuman suku bunga Bank Indonesia yang diperkirakan akan dipertahankan pada level +4.25% dan data neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2017 yang diperkirakan kembali surplus, sementara dari AS tidak ada rilis data fundamental penting.
Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat. Jika berlanjut menguat, support kuat USD/IDR ada pada level 13343 hingga 13298, dan jika melemah resistance kuat ada pada level 13415 hingga 13453.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Senin, 15 Januari 2018:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2017 y/y: bulan sebelumnya: +USD 0.13 milyard, perkiraan: +USD 0.64 milyard.
-
Jam 11:00 WIB: Penjualan mobil di Indonesia bulan Desember 2017 year over year (y/y): bulan sebelumnya: -4.7%.
-
Jam 14:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Desember 2017 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +7.47%.
Kamis, 18 Januari 2018:
-
Jam 16:00 WIB: Suku bunga Bank Indonesia bulan Januari 2018: bulan sebelumnya: +4.25% (terendah sejak tahun 2005), perkiraan: +4.25%.
Jumat, 19 Januari 2018:
-
Jam 08:00 WIB: Penanaman modal asing di Indonesia kwartal ke 4 tahun 2017 quarter over year (q/y): kwartal sebelumnya: +12.0% dan mencapai Rp. 109.9 trilliun (tertinggi sejak tahun 2010).
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini adalah Building Permits dan Housing Starts, indeks kepercayaan konsumen versi UoM, Jobless Claims dan pidato anggota FOMC.
Tinjauan Teknikal
Chart daily : masih cenderung bearish setelah terbentuk pin bar yang terkonfirmasi dan disusul oleh penembusan kurva support SMA 200 Day:
- Harga bergerak di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah) dan garis histogram OSMA juga berada di bawah level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Level Pivot Mingguan : 13384.00
Resistance : 13390.00 ; 13415.00 ; 13453.00 ; 13495.00 ; 13533.00 ; 13565.00 ; 13591.00 ; 13619 (level 38.2% Fibonacci Retracement) ; 13640.00 ; 13690.00 ; 13723.00 ; 13797.00 ; 13843 (50% Fibonacci Retracement) ; 13905.00 ; 14012.00 ; 14063.00 (61.8% Fibonacci Retracement) ; 14133.00 ; 14337.00 (76.4% Fibonacci Retracement) ; 14493.00 ; 14784.00.
Support : 13343.00 (23.6% Fibonacci Retracement) ; 13298.00 ; 13275.00 ; 13221.00 ; 13200.00 ; 13171.00 ; 13082.00 ; 13048.00 ; 12990.00 ; 12899.00 ; 12800.00 ; 12754.00 ; 12623.00 ; 12560.00.
Indikator: simple moving average (SMA) 200 dan exponential moving average (EMA) 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).
Fibonacci Retracement :
Titik swing high: 14784.00 (harga tertinggi 29 September 2015)
Titik swing low: 12899.00 (harga terendah 27 September 2016)