iklan |
iklan |
Salah satu alasan trader banyak menggunakan strategi Price Action adalah karena kemudahan membaca sinyal hanya dari pola-pola candlestick yang terbentuk. Beragam cara trading Price Action memang dianggap mampu menyajikan sinyal cukup akurat, tetapi tentu akan lebih baik jika strategi ini dilengkapi dengan penggunaan konfirmator. Tujuannya tak lain adalah untuk memperoleh sinyal trading yang lebih valid. Lantas, cara konfirmasi Price Action seperti apa yang tepat digunakan? Mari simak ulasannya berikut ini.
Konfirmator Price Action
Konfirmasi Price Action bisa dilakukan dengan bantuan penggunaan konfirmator. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sinyal trading yang lebih valid. Ada dua jenis konfirmator yang bisa Anda gunakan, yaitu berdasarkan level Support Resistance atau bantuan indikator Moving Average.
1. Konfirmasi Price Action Dengan Support Resistance
Dalam trading forex, harga yang terbentuk sebenarnya menuruti mekanisme kekuatan jual-beli (buy-sell) yang ada di pasar. Oleh karena itu, ada level-level tertentu yang secara tidak langsung disepakati oleh para trader sebagai titik pembalikan harga, yaitu ketika kekuatan jual melemah (sementara kekuatan beli menguat), atau ketika kekuatan beli melemah (sedangkan kekuatan jual menguat). Titik-titik pembalikan harga tersebut itulah yang disebut sebagai Support dan Resistance.
(Baca Juga: Cara Menentukan Titik Support Dan Resistance)
Dalam kaitannya sebagai konfirmator Price Action, maka Anda perlu melihat berapa kali level-level Support Resistance tersebut teruji. Semakin sering level Support atau Resistance tersebut diuji, maka semakin valid sinyal trading yang dihasilkan. Adapun Price Action yang terbentuk pada level tersebut menunjukkan sentimen pasar yang sedang terjadi.
Untuk menguji kekuatan level Support Resistance, maka sebaiknya Anda menggunakan time frame tinggi, seperti 4H atau Daily. Jika menggunakan time frame rendah seperti 15M atau 1H, biasanya akan timbul banyak noise (kesalahan sinyal), sehingga level-level S/R tidak bisa dianggap valid meskipun telah teruji beberapa kali. Sementara untuk menentukan momentum entry yang tepat, Anda bisa menggunakan bantuan indikator teknikal, seperti RSI, Stochastic, MACD, serta indikator ADX.
2. Konfirmasi Price Action Dengan Moving Average
Indikator Exponential Moving Average (EMA), terutama EMA-8 Daily dan EMA-21 Daily, sering digunakan sebagai konfirmator Price Action yang terjadi, terutama dalam kondisi pasar trending. EMA mampu membentuk level-level Support atau Resistance dinamis.
Pada contoh di atas, setup Price Action yang terjadi dekat EMA-8 Daily dan EMA-21 Daily yaitu Pin Bar dan Fakey Bar. Kemunculan kedua pola candle tersebut bisa digunakan sebagai sinyal untuk entry.
Cara Konfirmasi Price Action
Setidaknya ada 2 cara konfirmasi Price Action berdasarkan dinamika pergerakan harga, diantaranya adalah:
1. Konfirmasi Price Action Saat Trending
Berikut contoh setup Price Action yang terjadi pada level-level Support dan Resistance untuk kondisi pasar Downtrend (trend utama) dengan koreksi (retracement).
Berdasarkan chart di atas, dapat dilihat bahwa ada beberapa pola candlestick yang terbentuk pada level-level Support dan Resistance (garis horisontal). Formasi tersebut bisa digunakan untuk menetapkan level entry serta level exit, terutama pada Pin Bar yang mengalami rejection (penolakan) di level Resistance atau Support, dan Pin Bar ekor panjang terbentuk dekat level Support yang baru terjadi.
2. Konfirmasi Price Action Saat Sideways (Ranging)
Pada kondisi pasar sideways (ranging), konfirmator yang paling baik adalah pada level Support dan Resistance. Kondisi pasar semacam ini bisa dilihat melalui indikator Oscillator dan ADX di mana trend yang terjadi tidak cukup kuat.
Tampak bahwa formasi bar yang terbentuk pada level Support dan Resistance (Inside Bar dan Pin Bar) cukup valid sebagai sinyal entry. Hanya saja, untuk pasar yang sedang konsolidasi seperti ini, trader harus hati-hati dalam menentukan exit target. Biasakan pula untuk mengantisipasi jika arah pergerakan harga tiba-tiba berbalik dan berubah menjadi trending. Di sinilah pentingnya Risk/Reward Ratio dalam rencana trading.
Perhatikan ketika level Support telah tertembus dengan terbentuknya Pin Bar ekor panjang. Dua hari berikutnya, harga tampak turun tajam dan kondisi pasar menjadi Downtrend. Pada saat Pin Bar ini terbentuk dan Support ditembus, sebenarnya kondisi ranging di atas sudah selesai dan berganti menjadi trending (Downtrend).
Akhir Kata
Berdasarkan ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konfirmasi Price Action bisa dengan dua cara, yaitu melalui level-level Support Resistance serta penggunaan indikator EMA sebagai Support Resistance dinamis. Meskipun demikian, sebaiknya penggunaan konfirmator juga disesuikan dengan kondisi pasar secara keseluruhan. Apabila pasar sedang trending kuat, maka akan lebih baik jika Price Action dikonfirmasi dengan bantuan indikator EMA. Sebaliknya bila pasar sedang ranging, gunakan saja level-level Support Resistance untuk mengetahui seberapa valid sinyal yang terbentuk melalui pengujian di level-level tersebut.
Konfirmasi Price Action memang dianggap perlu guna memperoleh sinyal trading valid. Akan tetapi, jika Anda adalah seorang trader yang menyukai kesederhanaan dan enggan menggunakan konfirmator, maka kemunculan jenis-jenis Pin Bar berikut ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui pembalikan arah harga. Mari simak ulasannya di artikel "Memanfaatkan Pola Pin Bar Reversal Dalam Trading".