iklan |
iklan |
Pada umumnya, pasangan mata uang untuk scalping adalah yang tidak mempunyai kecenderungan bergerak tajam atau sering mengalami lompatan harga secara tiba-tiba. Dalam hal ini, yang paling tepat adalah kelompok pasangan mata uang utama, dan di antara pasangan mata uang utama yang paling likuid adalah EUR/USD.
Tetapi bagi scalper yang agresif dan berpengalaman, pasangan mata uang cross dengan volatilitas tinggi semisal AUD/JPY, GBP/JPY, dan GBP/CHF juga bisa menjadi pilihan.
(Baca juga: Apa Yang Dimaksud Volatilitas Harga Valas?)
Scalping Pada Pasangan Mata Uang Utama
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah EUR/USD, GBP/USD, dan USD/CHF. Walaupun USD/JPY juga termasuk dalam kategori pair mayor, tetapi bagi para scalper, pair JPY mempunyai perilaku pergerakan yang berbeda dan dikelompokkan dalam pasangan mata uang untuk Carry Trade.
Pasangan mata uang utama menjadi pilihan scalper karena sangat likuid, disamping tidak begitu terpengaruh oleh kejutan-kejutan yang kadang bisa terjadi pada pasar. Sebagai contoh, suatu kondisi pasar yang menggerakkan pasangan AUD/JPY hingga 100 pip biasanya hanya mampu membuat EUR/USD bergerak kurang dari 30 pip.
Pasangan mata uang utama diperdagangkan di seluruh dunia hampir oleh semua bank besar dan institusi keuangan, karena mata uang ini juga digunakan sebagai cadangan devisa di berbagai negara. Dalam hal volume perdagangan harian, pasangan mata uang utama adalah yang paling besar.
Karena sifat pergerakan harganya yang relatif lambat, scalper yang lebih senang bermain dengan range trading yang teratur tidak menyukai kejutan dan gejolak pasar dan cukup puas dengan profit yang "konservatif".
Scalping Pada Carry Pair
Carry pair adalah pasangan mata uang yang biasanya dipilih untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan tingkat suku bunga harian antara kedua mata uang dalam pasangan tersebut (Carry Trade). Carry pair juga likuid, tetapi cukup volatile.
(Baca juga: Untuk Rugi Carry Trade)
Pair seperti EUR/JPY, GBP/JPY, dan USD/JPY juga diperdagangkan oleh para pemain besar di seluruh dunia, tetapi cukup bergejolak dengan volatilitas dan range yang lumayan tinggi (misalnya GBP/JPY). Hal ini bisa terjadi karena para pemain besar yang sedang melakukan perdagangan Carry Trade meminjam Yen dan diinvestasikan pada mata uang lain, yang selanjutnya bisa ditahan atau digunakan untuk bermain di instrumen investasi lainnya.
Jika saat ini tingkat suku bunga Yen sebesar 0.1% dan suku bunga Australia terakhir adalah 3.25%, maka Carry Trader yang mengambil posisi buy AUD/JPY akan mendapat keuntungan selama strategi mereka untuk mengatasi fluktuasi harian pasangan mata uang tersebut benar-benar tepat.
Para Carry Trader jelas bukan scalper. Mereka menahan posisinya terutama guna memperoleh bunga, dan sekaligus berharap agar pergerakan harga tidak terlalu bergejolak hingga melawan posisi yang dibukanya.
Jika Anda cermati, pelebaran spread yang terjadi pada Carry Pair akan lebih besar dan lebih lama dari mata uang utama. Mengapa demikian? Jika terjadi kejutan di pasar seperti saat bank sentral Jepang (BoJ) melakukan intervensi untuk memperlemah nilai Yen, Carry Trader menambah jumlah lot tradingnya (buy AUD/JPY atau buy USD/JPY) sehingga mengakibatkan loncatan harga pasar dalam waktu singkat.
Sebaliknya jika The Fed memotong tingkat suku bunga USD, mereka yang punya posisi buy USD/JPY segera menutup posisinya. Karena mereka rata-rata adalah pemain besar, loncatan harga pasar yang disebabkan oleh perubahan posisi ini cukup signifikan.
Dengan karakter Carry Pair yang seperti itu, jelas tidak nyaman bagi scalper apalagi yang belum berpengalaman. Selain sulit mengantisipasi gejolak yang tiba-tiba, juga terjadi pelebaran spread pada saat fluktuasi harga meningkat pesat. Situasi ini sangat riskan bagi scalper yang belum mahir dan tidak terbiasa dengan kondisi pasar seperti itu.
Oleh karena itu, para scalper pemula tidak dianjurkan untuk trading pada Carry Pair. Bagi scalper yang telah mahir biasanya menggunakan metode mengikuti trend (trend following) dengan strategi breakout jika bermain scalping pada Carry Pair. Selain pair di atas, Carry Pair lain yang populer untuk scalping adalah CAD/JPY, GBP/CHF, dan EUR/CHF (sebelum CHF dipatok terhadap EUR).
Scalping Pada Pasangan Mata Uang Eksotis
Eksotis adalah istilah yang digunakan pada pasar option untuk mata uang negara-negara yang sedang berkembang dengan laju perekonomian tinggi, misalnya ZAR (Rand Afrika Selatan), BRL (Real Brasil), SGD (Dollar Singapura), NOK (Krone Norwegia), dan sebagainya.
Dalam pasar forex, pasangan mata uang eksotis biasanya dipasangkan dengan mata uang utama khususnya USD seperti BRL/USD, NOK/USD, USD/ZAR, atau USD/SGD. Bagi scalper, tidak dianjurkan trading pada pasangan mata uang eksotis karena spreadnya cukup tinggi, sering terjadi gap, dan kurang likuid. Untuk trading dalam jangka waktu yang sangat pendek, Money Management sulit diterapkan pada pergerakan harga pasangan mata uang ini.