EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,123.31   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 3 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 4 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 11 menit lalu, #Saham AS

Kebijakan B20: Sentimen Positif Bagi Emiten Sawit

Penulis

Dalam upaya untuk mengurangi defisit dagang, pemerintah melakukan berbagai upaya, termasuk kebijakan B20 yang bisa menguntungan emiten sawit di BEI.

Pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS disiasati dengan memperbanyak ekspor ketimbang impor, atau setidaknya memperkecil impor apabila volume ekspor kita masih sulit diperbesar. Salah satu cara memperkecil impor oleh pemerintah baru-baru ini adalah dengan memberlakukan kebijakan B20, yang ke depan bisa menguntungan emiten sawit di Bursa Efek Indonesia.

 

Dampak Kebijakan B20 untuk Emiten Sawit

 

Apa itu Kebijakan B20?

B20 adalah kebijakan yang mewajibkan penggunaan solar bercampur minyak kelapa sawit sebanyak 20 persen (B20) yang akan berlaku per 1 September 2018. Hal ini ditempuh untuk memangkas impor minyak diesel dalam rangka mengurangi defisit transaksi berjalan. Kebijakan yang dikenal dengan B20 ini berpotensi meningkatkan permintaan minyak sawit mentah domestik saat permintaan dari luar negeri cenderung lesu.

 

Emiten Sawit Potensial

Emiten sawit yang akan mendulang keuntungan paling besar dari kebijakan B20 diantaranya adalah PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

SMAR telah mengoperasikan pabrik biodiesel pertama di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 300,000 ton per tahun. Pabrik biodiesel milik SMAR yang kedua terdapat di Marunda, Jakarta Utara, dengan kapasitas tahunan 300,000 ton.

Sementara itu, TBLA telah membangun pabrik biodiesel di Lampung sejak tahun 2015, dengan kapasitas 1,050 ton per hari. Nilai penjualan biodiesel perseroan tahun lalu berada di kisaran Rp890 miliar. Kemudian, stok biodiesel korporasi juga meningkat 10.04% ke angka Rp93.73 miliar pada tahun lalu.

Investasi pabrik yang diawali oleh SMAR dan TBLA membuat keduanya unggul dibandingkan emiten sawit lainnya. Dengan kebijakan B20 yang akan segera berlaku, SMAR dan TBLA berpotensi menuai marjin laba yang lebih besar dibandingkan emiten lainnya di sektor sawit.

Arsip Analisa By : Shanti Putri
284933
Penulis

Shanti Putri adalah seorang investor agresif mandiri yang merupakan mantan broker di sebuah sekuritas ternama, terutama berkecimpung di dunia saham. Dalam berinvestasi, Shanti melakukan analisa sebelum membeli dan melakukan Averaging selama fundamental masih berada di jalurnya. Sebuah kutipan dari Sun Tzu menjadi panduannya, Know yourself, know what you face then you will win in a thousand battles.


Senopati Ihsg

Pagi Mbak, kalau LSIP ikut terkena imbas positif gak yaa

Shanti Putri

LSIP itu ga punya segmen usaha biodiesel mas. Cek aja Catatan 31 di LK Q2, pendapatan dia berasal dari Sawit products, karet dan benih. Manufaktur biodiesel ga ada dia.. Jadi sentimen biodiesel ini bukan untuk lsip. Sampai Ytd Agustus ini dia pendapatannya turun, labanya juga setengah dari Q2 tahun 2017. Dan arus kas operasinya juga turun, tapi dia dapat pendapatan besar dari selisih kurs :) jadi selama rupiah melemah saham LSIP justru menguat.