EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,120.48   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 56 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 57 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 57 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 1 jam lalu, #Saham AS

Pasca Pemilu Legislatif, Fluktuasi IHSG Dan Rupiah Tajam

Penulis

Pasca Pemilu legislatif hari Rabu (9/4), kurs Rupiah terus melemah. Kurs tengah BI USD/IDR hari ini (11/4) berada pada 11.450, padahal di awal minggu tercatat 11.282. IHSG juga diperkirakan akan menutup minggu ini dengan pelemahan yang cukup berarti. Perkembangan-perkembangan terakhir ini menunjukkan bahwa fluktuasi Rupiah dan pasar modal Indonesia masih tajam dan sulit diduga, khususnya di masa-masa pemilu legislatif dan presidensial sekarang ini.

Pasca Pemilu legislatif hari Rabu (9/4), kurs Rupiah terus melemah. Kurs tengah BI USD/IDR hari ini (11/4) berada pada 11.450, padahal di awal minggu tercatat 11.282. IHSG juga mengalami pergerakan naik-turun yang cukup sulit ditebak. Perkembangan-perkembangan terakhir ini menunjukkan bahwa fluktuasi Rupiah dan pasar modal Indonesia masih tajam dan sulit diduga, khususnya di masa-masa pemilu legislatif dan presidensial sekarang ini.


fluktuasi rupiah pasca pemilu


IHSG dan Rupiah Pada Pemilu H+1

IHSG pada Kamis kemarin (10/4) mencatat kekalahan yang cukup besar di pasar modal. Kantor berita Reuters menyebutkan bahwa larinya investor dari pasar modal Indonesia kemungkinan karena hasil pemilu legislatif mengindikasikan keterbatasan pemerintahan mendatang dalam mendorong perbaikan yang dibutuhkan untuk meningkatkan investasi. Tidak adanya partai yang meraih suara melewati batas 20% berarti bahwa partai yang ingin mengajukan kandidat presiden harus berkoalisi dengan partai lain. Dengan sendirinya, ini akan membuat pemerintahan mendatang mengalami kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang dibutuhkan dalam kebijakan-kebijakan kedepan. Analis yang dikutip Reuters juga menyebutkan aksi profit-taking sebagai salah satu penyebab merosotnya IHSG. Profit-taking tersebut terjadi diantaranya di sektor-sektor infrastruktur, properti, dan bank, yang sebelum pemilu mengalami peningkatan pesat.

Depresiasi Rupiah sehari kemarin sebesar 0,4% juga disebutkan karena bank-bank asing dan lokal mengambil keuntungan segera setelah hasil pemungutan keluar. Disisi lain, pasar Asia Tenggara juga bergerak di wilayah terbatas, karena data ekspor Tiongkok bulan Maret yang secara tak terduga mengalami kemerosotan cukup tinggi. Thailand, Filipina, dan Malaysia menguat tipis, sementara Singapura dan Vietnam melemah tipis.

IHSG dan Rupiah Pada Pemilu H+2

Aksi profit-taking kembali terulang hari Jumat. Saham-saham Indonesia kembali menguat setelah sejumlah investor kembali membeli saham-saham blue chip untuk meraih keuntungan dari harga yang rendah. Diantaranya adalah saham BBRI, BMRI, dan ASII yang bangkit setelah merosot sehari sebelumnya. Sejumlah saham perusahaan agribisnis juga ikut mendorong kebangkitan IHSG, diantaranya Wahana Pronaturan dan Tanah Laut. Menjelang pengumuman hasil resmi pemilu legislatif bulan depan, IHSG diperkirakan akan terus berfluktuasi.

Sementara itu, pasar saham Asia yang lain juga bergerak melemah setelah pimpinan Tiongkok, Li Keqiang, menolak untuk melancarkan stimulus ke perekonomiannya walaupun data ekonomi Tiongkok memburuk. Saham-saham di Singapura, Malaysia, dan Thailand diperkirakan akan mengalami pelemahan tipis di penutupan akhir minggu ini. Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya peran perekonomian Tiongkok dalam pertumbuhan ekonomi regional, khususnya Asia Tenggara.

Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.