EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,103.93   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 24 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 25 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 25 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 32 menit lalu, #Saham AS

Dibayangi Faktor Global Selama Sepekan, IHSG Wait and See

Penulis

Selain Rapat The Fed, ada pertemuan Bank of Japan (BoJ) yang pekan ini menjadi penting di mata investor.Ddi dalam negri rilis laporan keuangan terus bergulir, banyak emiten yang melaporkan kinerja usaha-nya di atas ekspektasi.

Technical Story

Dibayangi Faktor Global Selama Sepekan, IHSG Wait

IHSG saat ini sedang menguji range resistance 5,410-5,420. Garis ini sejajar dengan MA20 dengan periode sideways yang masih terus berjalan sejak pertengahan Oktober tahun ini. Untuk saat ini investor bisa melakukan trading jangka pendek di tengah pasar yang wait and see dan valuasi yang sedikit mahal di sektor-sektor IHSG, menunggu rekap laporan keuangan kuartal-III selesai.

Saya melihat, jika IHSG bisa menembus level 5,436 intraday tertinggi di Oktober ini, maka IHSG bisa kembali memasuki fase bullish dan melirik level acuan 5,500. Namun waspadai jika IHSG ditutup di bawah 5,400, maka support IHSG bisa berbalik arah dan menuju pola bearish hingga awal November nanti. MACD secara weekly dan monthly lebih terlihat bearish.

 

Economic Update

US GDP: Pertumbuhan tahunan 2.9% dalam Gross Domestic Product itu merupakan yang terbesar dalam 2 tahun, menyusul kenaikan 1.4% di kuartal sebelumnya, menurut laporan Departemen Perdagangan AS hari Jumat. Angka tersebut mematahkan estimasi kenaikan 2.5% dalam survei Reuters.


Market This Week

Sepekan kedepan investor akan disuguhi oleh data-data penting, dimana selain berasal dari domestik, juga berasal dari global.

Beberapa event penting yang patut dicermati oleh investor diantaranya:

  1. Fed Rate, seperti telah disinggung sebelumnya, The Fed nampaknya tidak akan mengambil keputusan dalam pertemuannya kali ini, selain karena adanya pemilu AS, pasar nampak masih mencermati hasil laporan keuangan emiten, dimana survey menilai hanya ada sekitar 10% peluang kenaikan di bulan November, berbanding 75% pada bulan Desember mendatang.
  2. Laporan Tenaga Kerja di AS, salah satu yang terpenting bahkan dibandingkan rapat The Fed, karena ini akan menjadi salah satu acuan utama pejabat The Fed dalam memutuskan kenaikan suku bunga AS nanti-nya, dimana sesuai konsensus ada pertumbuhan pekerjaan sekitar 175 ribu di ikuti oleh kenaikan di bulan September yang sekitar 156 ribu. Tingkat pengangguran diprediksi turun 0.1% menjadi 4.9%.
  3. Keputusan BoJ, seperti biasa setiap bulan BoJ akan memberikan statement terkait kebijakan moneter, dimana hal ini adalah kelanjutan dari framework sistem kontrol yield yang baru oleh BoJ. Survey memprediksi BoJ akan mempertahankan suku bunga negatif 0.1%, dan masih akan me-maintain obligasi 10 tahun dengan target 0.0%, serta melanjutkan program pembelian obligasi tahunan senilai 80 triliun yen.
  4. Data manufaktur di China, forecast tetap berada di 50.4 dengan Caixin survei diekspektasi naik tipis menjadi 50.2 dari sebelumnya 50.1 di bulan sebelumnya.

Lalu ada beberapa emiten yang telah melaporkan hasil kinerja kuartal-III tahun ini, beberapa perusahaan yang berhasil kami rangkum sebagian besar mencetak laba di atas prediksi analis, diantaranya ialah:

Waskita Beton Precast (WSBP) melaporkan kinerja pada Q3 2016 yang cukup bagus dengan laba mencapai Rp 391.72 miliar atau Rp 14.86 per saham. Laba bersih tersebut menunjukkan kinerja Perseroan melonjak sebesar 85.53% pada Q3 2016. Secara teknikal setelah periode pengamatan, WSBP berhasil breakout resistance 580, pergerakan WSBP memang cukup lama bergerak di sekitar 550-570, hasil laporan keuangan yang bagus, akan membawa harga WSBP mendekati level 700 dalam jangka pendek.

Emiten kontraktor Jasa dan Penjualan batubara Harum Energy (HRUM) melaporkan kinerja pada Q3 2016 yang cukup bagus dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 975% menjadi USD 10.75 juta atau USD0,00403 per saham dibandingkan USD1,00 juta atau USD0,00037 per saham pada periode yang sama tahun lalu. Saat ini HRUM dalam tren bullish yang cukup kuat, hasil laporan keuangan akan memberikan confident terhadap investor ditambah dengan harga batu bara yang masih terus meningkat, level resistance berikutnya untuk HRUM ialah di sekitar 2,045 dan 2,100.

Emiten konstruksi anak usaha United Tractors (UNTR), Acset Indonusa (ACST) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar Rp 1.29 triliun atau naik 51% dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 852,5 miliar. Secara teknikal ACST saat ini dalam tren bullish, terlihat dari chart weekly dan monthly ACST, potensi harga akan mengarah ke level 3,300.

Indofood Sukses Makmur (INDF) melaporkan kinerja untuk periode Sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2016. Indofood membukukan kenaikan Penjualan Neto Konsolidasi sebesar 4.8% menjadi Rp 49.87 triliun dari Rp 47.56 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara teknikal INDF masih dalam tren yang sideways, namun mengacu pada hasil fundamental terbuka peluang INDF untuk mencoba menembus resistance terdekat di sekitar 8,760 dan kemudian jika berhasil menembus level tersebut selanjutnya target di 9,000 untuk INDF.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
275575
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.