Beli Saham GOTO? Awasi Level 232
282
|
IHSG View
IHSG mencatatkan pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir, dengan penurunan yang cukup masif di sesi-II kemarin. Investor melakukan aksi jual bersih, karena tekanan global masih menjadi tema pasar saham domestik. Pada hari Rabu (24/10), IHSG ditutup melemah -1.52% di level 5,709.
Beberapa sektor yang berkontribusi pada penurunan IHSG adalah:
- Infrastruktur: -3.44%
- Barang Konsumsi: -1.97%
- Industri Dasar: 1.88%
Macro View
Usai keputusan rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan BI-7 Day RR di level 5.75%, para ekonom tak melihat pengaruhnya terhadap pergerakan Rupiah. Sampai FOMC meeting di 18-19 Desember 2018, Rupiah dan mata uang emerging markets masih akan berada dalam tekanan. Ini karena para pelaku pasar finansial global menunggu realisasi kenaikan suku bunga AS sampai akhir tahun.
Komentar: Tekanan Eksternal Lebih Dominan Ketimbang Domestik
Di tengah tekanan yang masih terus membayangi pasar saham domestik sejauh ini, kami melihat penyebabnya lebih didominasi oleh eksternal. Kekhawatiran terhadap kenaikan Fed Rate lanjutan, perlambatan pertumbuhan ekonomi China, konflik negara-negara barat dengan Arab Saudi, serta polemik anggaran Italia, menjadi pemberat bagi market domestik.
Lalu, apakah IHSG mampu keluar dari tekanan ini? Sejak bulan September lalu hingga saat ini, range indeks berada di 5,622-6,050, jadi jika indeks terkoreksi di level 5,622, kemungkinan harga telah mencapai bottom koreksinya. Namun jika penurunan IHSG sampai menembus ke bawah 5,622, maka sangat terbuka kemungkinan bagi indeks untuk tertahan di konsolidasi Lower Low support-nya.
Teknikal
Indeks masih berada di area konsolidasi jangka pendek. Jika indeks gagal bertahan di level >5,622 maka selanjutnya akan sulit untuk indeks mampu melaju di atas level 6,000 pada akhir tahun nanti.
Jakarta Composite Index Snapshot
Range IHSG: 5,622-5,800
Prediksi: Bearish.
Saham-Saham Pilihan
1. BBNI (Bank Negara Indonesia)
Last Price: 7,050
Terkoreksi kecil dalam beberapa hari terakhir, harga ditradingkan di atas MA5. RSI di level 39.9%>56.4%. Jika BBNI gagal membuat harga baru di bawah 6,975, maka ada potensi mulai membayar koreksinya.
Action: Buy on Weakness
- TP: 7,200 dan 7.225
- Support: 7,000
- Cutloss: 6,950
- Area Buy: 7,000-7,020
2. INCO (Vale Indonesia)
Last Price: 3,070
Harga membentuk Lower Low Support dalam 6 bulan terakhir. Sebaiknya antisipasi RSI dan Stochastics yang sudah jenuh jual. Volume jual mengecil, dan INCO berada di lower band secara Bollinger Bands.
Action: Buy on Weakness
- TP: 3,290 dan 3,320
- Support: 3,020
- Cutloss: 3,000
- Area Buy: 3,020-3,040
3. ADRO (Adaro Energy)
Last Price: 1,670
Selain membentuk New Lower Low Support di jangka pendek, harga ditradingkan di bawah MA5, MA20, dan MA50. Stochastics dan RSI jenuh jual. Perhatikan level 1,640.
Action: Buy on Weakness
- TP: 1,720 dan 1,780
- Support: 1,640
- Cutloss: 1,620
- Area Buy: 1,640-1,650
4. TLKM (Telkom Indonesia)
Last Price: 3,520
Harga TLKM turun banyak dalam dua hari terakhir. Namun memanfaatkan momentum rebound, MACD Death Cross kemarin, dan Stochastics jenuh jual, maka sinyal untuk saham ini terbaca positif, dengan kemungkinan kembalinya akumulasi beli.
Action: Wait and See, Buy at Bottom
- TP: 3,600 dan 3,700
- Support: 3,485
- Cutloss: 3,450
- Area Buy: 3,485-3,500