Advertisement

iklan

SEC menggugat YouTuber Jake Paul karena secara ilegal mempromosikan cryptocurrency yang terkait dengan pendiri Tron, Justin Sun, 2 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   Rusia tidak menggunakan Dolar AS, melainkan Yuan Tiongkok untuk menyelesaikan perdagangan dengan Asia, Afrika, dan Amerika Latin, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Setelah sempat turun hingga lebih dari 1%, harga minyak global mulai memangkas penurunan hari ini menjadi sekitar 0.5% karena posisi open interest di pasar melonjak, 3 jam lalu, #Minyak Fundamental   |   Maret ini, pemerintah berencana menyalurkan dua bansos berupa BLT dan bahan pokok menjelang Ramadan kepada penerima Program Keluarga Harapan, 3 jam lalu, #Ekonomi Indonesia   |   Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) mengikuti langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5.25%, 3 jam lalu, #Ekonomi Global   |   Militer China mengusir kapal perang milik AS di Laut China Selatan, hubungan kedua negara kembali menegang, 3 jam lalu, #Ekonomi Global   |   PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) bakal bangun Pelabuhan Warnasari di Cilegon, Banten, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Otoritas Moneter Singapura mengatakan tingkat inflasi di bulan Februari masih di level yang sama dengan bulan Januari 2023, 5 jam lalu, #Ekonomi Global   |   Para pemimpin Uni Eropa siap mendukung perombakan aturan pasar tunggal, agar dapat bersaing kembali dengan Amerika Serikat dan China dalam industri teknologi digital, 5 jam lalu, #Ekonomi Global   |   Dianggap melakukan penipuan dan manipulasi pasar, Justin Sun pendiri Tron digugat oleh SEC, 5 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk berencana IPO dengan memasang harga saham sebesar Rp150 per lembar sehingga berpeluang meraup dana segas Rp56.83 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga minyak semakin turun di sesi Asia karena sinyal ekonomi yang lemah dari The Fed, serta kemungkinan OPEC+ akan mempertahankan jumlah produksi bulan depan, 7 jam lalu, #Minyak Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tidak menganggap In Driver dan Maxim sebagai pesaing, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Pasca kenaikan suku bunga sebesar 0.25% oleh The Fed, EUR/USD makin menguat di atas 1.0875, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Market kripto kembali memasuki zona merah akibat kenaikan suku bunga The Fed dan peringatan SEC terhadap Coinbase, 8 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   Komentar The Fed dan Menkeu AS justru semakin membuat pasar khawatir mengenai krisis perbankan. , 8 jam lalu, #Emas Fundamental   |   XAU/USD kembali mendapatkan momentum bullish untuk menguji level psikologis $2000, 8 jam lalu, #Emas Teknikal   |   Dari pasar Indonesia, para ahli menyoroti IDX High Dividend 20 di tengah tingginya volatilitas, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Sejumlah indeks saham AS terperosok setelah The Fed resmi menaikkan suku bunga, 8 jam lalu, #Saham AS   |   PT Jasa Berdikari Logistics Tbk. (LAJU) optimistis dapat membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham yang berasal dari laba bersih 2022, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga emas melonjak setelah The Fed beri sinyal jeda kenaikan suku bunga, 9 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pejabat bank sentral Selandia Baru mengatakan bahwa tingkatan suku bunga telah menyebabkan perlambatan ekonomi, namun masih belum jelas apakah sudah bisa mengendalikan inflasi, 9 jam lalu, #Ekonomi Global   |   Harga minyak turun sekitar 1.1%, menyusul komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell terkait pembatasan inflasi, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, 9 jam lalu, #Minyak Fundamental   |   Pembicaraan seputar rencana pemerintah untuk redenominasi Rupiah kembali mencuat, 9 jam lalu, #Rupiah
Selengkapnya

Cara Benar Menganalisis Fundamental

Penulis

+ -

Cara benar menganalisis fundamental ada 3 langkah. Dengan memahaminya, para trader forex akan memiliki tambahan referensi dalam mengambil keputusan trading.

iklan

iklan

Berita adalah sumber paling dasar dari analisis pasar. Lihat saja ketika ada rilis sebuah berita, maka harga akan fluktuatif. Respon dari perubahan ekonomi fundamental sangat berperan penting dalam mengenali gejala market serta menentukan arah geraknya. Nah, untuk itu Anda perlu mencermati berita makroekonomi dan data fundamental seperti suku bunga bank sentral. Sayangnya, cara benar menganalisis fundamental dalam forex masih belum banyak diketahui.

analisa-fundamental

Dalam trading forex, analisis fundamental saling mendukung dengan analisis teknikal. Memang tidak masalah apabila trader memilih untuk menggunakan salah satunya saja. Akan tetapi, jika trader mengetahui cara benar menganalisis fundamental forex, maka bukan tidak mungkin analisis trading secara keseluruhan akan makin akurat. Peluang untuk mendapatkan profit pun akan lebih besar karenanya. 

Simak juga: Penyedia Analisa Autochartist Untuk Meningkatkan Strategi

Analisis fundamental merupakan analisis pergerakan mata uang yang didasarkan dari data-data ekonomi dan kondisi politik suatu negara. Ketika ada rilis sebuah berita forex, maka harga akan cenderung fluktuatif. Mengapa? Ada dua sebab:

  1. Rilis berita penting dapat menjadi penggerak sentimen risiko pasar, sehingga mendorong orang untuk melakukan aksi beli atau aksi jual atas mata uang, saham, atau instrumen finansial lainnya di suatu negara. Pada gilirannya, aksi beli dan aksi jual tersebut dapat mendorong kenaikan atau penurunan nilai suatu mata uang, saham, atau instrumen finansial lainnya, serta mempengaruhi arus investasi ke suatu negara.
  2. Dalam jangka panjang, nilai suatu mata uang cenderung merefleksikan kondisi ekonomi negara penerbitnya. Apabila sebuah negara menunjukkan pertumbuhan ekonomi tinggi, maka nilai tukar mata uangnya di pasar forex akan menguat. Sebaliknya, negara yang mengalami krisis ekonomi, maka kurs-nya bisa hancur lebur dan mata uangnya tidak laku lagi, seperti terjadi pada Zimbabwe dan Venezuela.

Kedua hal inilah alasan mengapa analisis fundamental itu penting. Pertanyaannya, bagaimana trader dapat menggunakan data dan berita ekonomi untuk analisis fundamental? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai cara benar menganalisis fundamental.

 

Langkah 1: Mempelajari Makroekonomi

Dasar dari cara analisis fundamental melibatkan studi makroekonomi dalam skala global. Untuk melakukan hal itu, lebih dahulu harus diketahui dinamika siklus ekonomi, kebijakan moneter bank-bank sentral mayor, dan sejumlah indikator ekonomi penting.

Perilaku masa lalu sebuah lembaga keuangan seperti bank sentral, memiliki relevansi yang sangat besar dalam mengambil keputusan di masa depan. Demikian pula, histori data ekonomi dapat mempengaruhi bagaimana investor memandang sehat atau tidaknya suatu negara. 

Dalam cara benar menganalisis fundamental, pemantauan atas histori data lebih penting dibanding fluktuasi sesaat. Kadangkala, fluktuasi drastis justru perlu diabaikan sebagai noise yang relevansinya rendah. Jika terlampau menghiraukan noise, maka kita justru bisa jadi korban berita dan media. 

 

  • Tentukan Fase Dalam Siklus Ekonomi

Siklus ekonomi merupakan empat fase Resesi (contraction/recession); Kelesuan, Bawah, atau Lembah (through/slump); Pemulihan (recovery/expansion); dan Puncak (peak/boom) yang terjadi secara berulang dari waktu ke waktu. Siklus tersebut akan selalu dialami oleh dunia, perekonomian negara, atau bisnis perusahaan apapun yang menghasilkan output berdasarkan produktivitas tertentu. 

Siklus EkonomiBerdasarkan data-data ekonomi, kita perlu mengetahui dua hal agar setelahnya mampu memproses cara benar menganalisis fundamental:

 

1. Kondisi ekonomi negara yang mata uangnya kita perdagangkan itu pada fase apa?

Data ekonomi apa saja yang bisa memberikan indikasi mengenai fase siklus suatu negara? Perhatikan data Gross Domestic Product (GDP)tingkat pengangguran (unemployment rate), produksi industri (industrial production), dan inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI). Data-data tersebut biasanya dirilis secara berkala oleh otoritas terkait di setiap negara, dan kita bisa mengamatinya langsung di situs resmi maupun melalui kalender forex.

Contoh Kalender Forex

Contohnya pada screenshot di atas, nampak data inflasi konsumen Zona Euro (CPI) mengalami penurunan di bulan April dibanding data periode sebelumnya (previous). Bahkan, data-data tersebut tak sampai memenuhi estimasi ekonom (forecast). Namun, jangan buru-buru menghakimi bahwa ini data negatif. Coba tengok dulu histori inflasi Zona Euro. Apakah tren inflasi benar-benar menurun, ataukah data kali ini sekedar anomali?

Inflasi Zona Euro Per April 2018

Dilihat dari histori data inflasi konsumen Zona Euro selama setahun terakhir, jelas terjadi kemerosotan beruntun. Ini merupakan kabar negatif bagi mata uang Euro. Boleh jadi, kawasan ini tengah mengalami perlambatan ekonomi.

Di sisi lain, kalender forex menunjukkan bahwa data pengangguran Amerika Serikat menurun dari 4.1% ke 3.9%. Apabila perbaikan ini dikonfirmasi oleh histori data pengangguran AS dalam jangka lebih panjang, maka bisa mengindikasikan terjadinya ekspansi ekonomi. Apalagi jika hal itu didukung oleh kinerja GDP dan inflasi yang lebih baik, maka makin menguatkan outlook ekonomi AS dalam analisis fundamental.

 

2. Kondisi ekonomi global saat ini pada fase apa?

Dengan memantau dinamika suku bunga dunia, pertumbuhan ekonomi global, dan ekspansi industri; kita dapat menyimpulkan perekonomian internasional tengah berada pada fase apa. Selanjutnya, dengan membandingkan kondisi ekonomi global dengan negara yang mata uangnya kita perdagangkan, dapat diambil satu diantara dua skenario:

  • Dalam kondisi pertumbuhan global tinggi, minat risiko investasi biasanya naik. Aset-aset finansial yang nilainya meningkat pada situasi ini termasuk saham; komoditas energi, agri, dan logam industri; mata uang komoditas (Commodity Dollar/Comdoll); serta mata uang-mata uang negara dengan fundamental lemah
  • Sebaliknya jika terjadi krisis dunia, maka semua tindakan spekulatif berisiko tinggi akan menyusut. Akibatnya, aset-aset tadi akan menderita aksi jual, kemudian mengalami penurunan nilai. Investor yang bijak akan menyusun ulang portofolio mereka, dan mengalokasikan dana pada aset-aset finansial yang dianggap lebih aman dan mata uang negara dengan fundamental lebih kuat.

Secara global, apabila produktivitas tinggi dan pertumbuhan ekonomi pesat, maka bisa menciptakan kondisi economic bubble. Ketika bubble ini pecah, maka dapat memicu terjadinya krisis yang mendorong dunia masuk dalam resesi. Fase ekonomi akan terus berubah-ubah. Oleh karenanya, kita perlu meninjau ulang analisis fundamental secara berkala, kemudian melakukan penyesuaian dalam portofolio.

 

Cara Analisis Fundamental

 

  • Periksa Inovasi Teknologi dan Kondisi Politik

Selain kondisi ekonomi itu sendiri, sentimen pasar seringkali dipengaruhi oleh inovasi teknologi serta kondisi politik dan pertahanan-keamanan (hankam). Meskipun pengaruhnya tidak langsung, tetapi perlu diwaspadai dalam melakukan analisis fundamental. 

Umpamanya, kemajuan teknologi informasi (IT) di Amerika Serikat telah melahirkan banyak perusahaan top yang masuk ke jajaran saham blue chip terunggul, seperti Alphabet (Google), Apple, Facebook, dan lain sebagainya. Keunggulan kompetitif perusahaan-perusahaan tersebut mengundang investasi asing terus menerus mengalir ke AS dan mendorong pertumbuhan pesat. Sebaliknya, negara-negara berkembang seperti Indonesia justru mengalami kesulitan mengejar perkembangan teknologi dan mempertahankan stabilitas fundamental ekonomi.  

 

Langkah 2: Mempelajari Kondisi Moneter Global

Selain makroekonomi, kondisi moneter dan kebijakan yang diambil bank sentral pun dapat mempengaruhi analisis fundamental di pasar forex. Karenanya, trader perlu mengetahui situasi moneter negara-negara maju secara lebih spesifik, khususnya tentang kebijakan moneter bank sentral

Secara umum, bias kebijakan moneter bank sentral dapat dibedakan menjadi tiga:

  • Hawkish , yaitu condong pada pengetatan moneter (tight monetary policy): menahan pertumbuhan Money Supply (M3), menaikkan suku bunga acuan, melakukan penjualan sekuritas (obligasi), dan memangkas stimulus moneter (tapering). Pertimbangannya, jika suku bunga terlalu rendah dalam waktu lama, maka bisa mengakibatkan bubble yang membahayakan perekonomian.
  • Dovish , yaitu condong pada pelonggaran moneter (loose monetary policy): mendorong pertumbuhan Money Supply (M3), memangkas suku bunga atau justru menetapkan suku bunga negatif, melakukan pembelian sekuritas (obligasi), dan melancarkan stimulus moneter (Quantitative Easing). Pertimbangannya, jika suku bunga dinaikkan saat kondisi ekonomi kurang sehat, maka nanti akan mengekang ekspansi bisnis akibat tingginya bunga pinjaman yang harus dibayar.
  • Netral , yaitu condong untuk membiarkan kebijakan yang sudah diambil, atau dengan kata lain, tidak melakukan perubahan apa-apa.

Dengan mempelajari bias kebijakan moneter global terkini, kita bisa membandingkannya dengan kondisi sebelumnya, kemudian memperkirakan dampaknya bagi perekonomian global.

Ilustrasi Hawkish dan DovishPada prakteknya dalam analisis fundamental, kita dapat bertindak berdasar rumusan berikut:

  • Kebijakan moneter longgar setelah masa resesi itu normal. Bagi kita, itu berarti kita bisa meningkatkan toleransi risiko dalam portofolio. Praktisnya, kita dapat memilih aset-aset finansial dan mata uang yang berisiko lebih tinggi.
  • Kebijakan moneter longgar berkepanjangan itu menghadirkan risiko akan terjadinya economic bubble. Mata uang negara-negara dengan fundamental ekonomi lemah akan terapresiasi (kurs naik) hingga melampaui level wajar, sehingga membuka peluang untuk melakukan short-selling atasnya. 
  • Kebijakan moneter ketat setelah masa puncak itu mensinyalkan dimulainya periode siklus berikutnya. Artinya, kita perlu mengurangi toleransi risiko dalam portofolio dengan memilih aset-aset finansial dan mata uang yang relatif lebih aman.
  • Kebijakan moneter ketat berkepanjangan itu akan memaksa spekulan untuk memangkas aksinya di pasar, karena suku bunga terus meninggi. Akibatnya, mata uang negara-negara dengan fundamental ekonomi kuat akan terapresiasi (kurs naik) hingga melampaui level wajar, sehingga membuka peluang untuk melakukan short-selling atasnya.

Namun, perhatikan bahwa keempat skenario tersebut bisa tidak terjadi, jika terjadi krisis karena pecahnya bubble, harga komoditas melesat akibat krisis, atau ada insiden geopolitik tertentu. Perhatikan bahwa analisis fundamental bukanlah hukum alam yang bersifat pasti.

 

Langkah 3: Menelaah Perbedaan Suku Bunga Dan Neraca Pembayaran

Terakhir, kita bisa menentukan mata uang mana yang akan kita jual dan mana yang akan kita beli di pasar forex berdasarkan selisih data moneter. Cara analisis fundamental ini: bandingkan selisih suku bunga dan neraca pembayaran masing-masing negara yang mata uangnya kita perdagangkan.

 

  • Suku Bunga Dalam Analisis Fundamental

Sebelumnya, penting untuk diketahui bahwa dalam dunia forex, ada mata uang mayor (major currency) dari delapan kawasan penting yang paling banyak diperdagangkan dan dominan di pasar forex. Karenanya, bank sentral dari kawasan-kawasan tersebut menjadi sorotan trader maupun investor. Berikut ini daftarnya tersebut beserta nama bank sentral masing-masing:

  1. Dolar AS (USD) dipakai oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara lain, sekaligus alat pembayaran utama dalam perdagangan internasional. Oleh karenanya, tak heran bila bank sentral AS,  Federal Reserve (The Fed), menjadi pusat perhatian di pasar forex.
  2. Euro (EUR) digunakan oleh negara-negara dalam kawasan Zona Euro. Kebijakan moneter dan stabilitas mata uang Euro merupakan tanggung jawab  European Bank Central (ECB).
  3. Yen (JPY) merupakan sebutan bagi mata uang yang digunakan oleh Jepang. Dalam analisis fundamental terkait Yen, perlu memperhatikan kebijakan  Bank of Japan (BoJ).
  4. Poundsterling (GBP) yang dijuluki Cable, digunakan berdampaingan dengan Euro di Inggris. Pergerakannya dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga Bank of England (BoE).
  5. Dolar Australia (AUD) merupakan salah satu Comdoll. Selain sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas dan sentimen risiko, pergerakannya juga dapat diarahkan oleh kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA).
  6. Dolar Kanada (CAD) adalah Comdoll kedua yang sangat mudah digoyahkan oleh harga minyak. Namun, kebijakan-kebijakan suku bunga yang mempengaruhinya ditentukan oleh Bank of Canada (BoC).
  7. Franc Swiss (CHF) berada di bawah otoritas Swiss National Bank (SNB). Selain dapat mempengaruhi Franc Swiss melalui kebijakan suku bunga, SNB juga diketahui sering melakukan intervensi langsung di pasar forex dengan melakukan aksi jual atau beli CHF versus Euro.
  8. Dolar New Zealand (NZD) merupakan Comdoll ketiga. Pergerakannya dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk suku bunga acuan yang ditentukan oleh Reserve Bank of New Zealand (RBNZ).

Setiap bank sentral akan meninjau ulang kebijakan dalam rapat yang diadakan secara berkala antara 4-6 pekan sekali. Pada saat itu pula, bank sentral akan mengumumkan apakah suku bunga tak diubah, akan dinaikkan, atau akan diturunkan. Hasil dari keputusan-keputusan tersebut dapat Anda lihat di situs bank sentral terkait, di kalender forex, atau di tabel data suku bunga forex.

Data Suku Bunga Negara-Negara Maju

Secara sepintas, banyak yang menganggap kalau kenaikan suku bunga akan berpengaruh positif bagi mata uang negara terkait; sedangkan penurunan suku bunga bakal berpengaruh negatif. Namun, pasca rapat berkala juga, bank sentral akan menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan ekonomi terkini serta kebijakan-kebijakan lain yang akan diambilnya sesuai kebutuhan perekonomian mendatang. Sehingga, reaksi pasar tak semata ditentukan oleh keputusan suku bunga satu bank sentral saja.


Pasar akan mencermati pernyataan bank sentral pasca rapat secara keseluruhan, untuk kemudian menyimpulkan apakah biasnya hawkish, dovish, atau netral. Pada akhirnya, reaksi pasar pasca rapat merupakan gabungan antara keputusan yang diambil saat ini serta bias bagi kebijakan di masa depan, lalu dibandingkan dengan bias negara lain. Perbandingan ini dikenal dengan istilah "divergensi kebijakan". Kita tidak bisa menyimpulkan apakah suatu mata uang akan naik atau turun, hanya berdasarkan perubahan suku bunga saja.


 

  • Neraca Pembayaran Dalam Analisis Fundamental

Neraca Pembayaran sebuah negara dapat diibaratkan Neraca Keuangan sebuah perusahaan. Semakin bagus Neraca Pembayaran, maka makin kuatlah ketahanan mata uang suatu negara dalam menghadapi gejolak ekonomi. Selain itu, ada baiknya juga memeriksa apakah Neraca Pembayaran itu didukung oleh deposit dana yang mudah keluar lagi dari suatu negara (hot money) ataukah akumulasi investasi langsung jangka panjang yang bersifat lebih permanen.

Neraca Pembayaran biasanya dapat ditilik dari data Current Account Balance (CAB) serta rasio Current Account to-GDP masing-masing negara yang dipublikasikan secara berkala. Negara-negara dengan surplus CAB dan rasio tinggi, biasanya dipandang sebagai kawasan dengan perekonomian tangguh. 

Dengan membandingkan suku bunga dan Neraca Pembayaran, maka kita dapat memutuskan tindakan berdasarkan dua skenario analisis fundamental:

  • Ketika perekonomian dunia berada pada akhir fase Pemulihan dan awal fase Puncak, minat risiko meningkat, sehingga pelaku pasar akan cenderung menjual mata uang dengan kondisi fundamental kuat dan suku bunga rendah. Sebaliknya, mereka justru akan membeli mata uang dengan suku bunga lebih tinggi, meskipun fundamentalnya mungkin lebih lemah.
  • Ketika perekonomian dunia mengalami fase Resesi dan Kelesuan, maka pelaku pasar cenderung cari aman dengan membeli mata uang dengan Neraca Pembayaran kuat. Di saat yang sama, mereka akan menjual mata uang dengan suku bunga lebih tinggi yang negaranya memiliki Neraca Pembayaran buruk. 
 

Cara Analisis Fundamental

 

 

Kesimpulan 

Cara benar menganalisis fundamental bukanlah dengan menggunakan bagus atau jeleknya data ekonomi tertentu sebagai pemicu buy atau sell . Trader harus memerhatikan data-data tersebut secara historis, data ekonomi lainnya dari negara tersebut, serta kondisi ekonomi global; baru kemudian mengambil keputusan. 

Pada umumnya, pelaku pasar menggunakan analisis fundamental sebagai acuan untuk membuka posisi trading jangka panjang yang berlawanan arah dengan posisi trading mayoritas (counter-trend). Ada tipe pelaku pasar lain yang menggunakan rilis data-data ekonomi sebagai acuan langsung untuk membuka posisi trading jangka pendek, dikenal dengan istilah News Trading . Namun, bagi pengguna cara analisis fundamental orthodox, News Trading acapkali tidak dianggap sebagai cara benar menganalisis fundamental.

Untuk memahami penjelasan panjang di atas dengan lebih mudah, Anda dapat menyimpan info pentingnya dalam bentuk infografi menarik berikut:

Infografi cara benar analisa fundamental

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang analisa fundamental, selain dari kolom komentar, Anda juga bisa langsung bertanya pada ahli kami di forum tanya jawab kami.

121734
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.

Ika Putri

Sebelumnya terima kasih karna memberikan ilmu yg sangat bermanfaat ini, krna saya trader pemula mohon pertanyaan saya ini di jawab ya bu dg bahasa yg mudah, tadi di sebutkan di atas bahwa saat kondisi ekonomi dunia sedang lesu, pelaku pasar akan cenderung melakukan sell pada mata uang negara yg neraca pembayanya rendah walaupun suku bunganya lebih tinggi.

Apakah hal ini karena, saat ekonomi global sedang resesi, yg paling terkena dampaknya adalah negara dengan neraca pembayaran yg rendah yg artinya kondisi ekonomi negara tersebut rapuh, dan untuk negara tersebut yg mempunyai suku bunga lebih tinggi walaupun neraca pembayanya rendah apakah hal tersebut di lakukan untuk memperkuat nilai tukar mata uang negara tsb?

A Muttaqiena

Ya, benar demikian. Saat ekonomi global resesi, negara yang paling terdampak buruk adalah negara yang neraca pembayarannya rendah. Nilai tukar mata uang negara itu jatuh, dan dana2 investasi asing lari ke luar negeri. Dalam upaya negara itu memperbaiki kondisi nilai tukar dan menarik investasi asing, mereka bisa menaikkan suku bunganya (selain beberapa kebijakan lain yang juga bisa diambil pada saat bersamaan).

Tbmgentardi
berapa bulan atau berapa hari menganalisis fundamental biasanya?
A Muttaqiena
Analisis fundamental itu berkelanjutan, bukan berapa bulan atau berapa hari. Kondisi fundamental kan bisa berubah-ubah sewaktu-waktu.
Gambarannya begini. Saya punya catatan rangkuman fundamental setiap currency (cuma currency tertentu yang ditradingkan saja). Masing-masing ada komponen penilaiannya, berikut simpulan akhir apakah currency tersebut bullish, bearish, atau netral. Nah, sehari-hari saya tetap mengikuti rilis data-data ekonomi penting dan berita seperti negosiasi dagang AS-China, brexit, dll. Tergantung bagaimana perubahan data dan berita itu, nanti masuk dalam komponen penilaian fundamental tadi. Hasil akhirnya bisa jadi nggak mengubah simpulan akhir, atau kalau dampaknya terlalu besar ya akan mengubah simpulan akhir-nya. Demikian.
Indra Komara
Terima kasih untuk penjelasannya, sangat membantu dalam analisis Fundamental.
Adam Fahrul Ramadhan
Ga sulit amat sih analisa fundamental udah ada sedikit pencerahan lah setelah banyak belajar dari seputar forex